Ibadah puasa memiliki sejumlah nilai penting
yang selaras dengan upaya untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik
(good governance). Setidaknya ada lima hal yang mendukung terwujudnya tata
kelola pemerintahan yang baik itu dalam puasa.
Pertama, menjunjung tinggi peraturan. Melalui
puasa, Islam memberikan kepastian hukum kepada para pemeluknya dengan
mengedepankan rasa keadilan. Sebagai contoh, bagi mereka yang telah dewasa dan
sehat, wajib menjalankan ibadah puasa tanpa terkecuali. Bagi yang sakit dapat
mengganti puasa pada waktu lain atau membayar fidiah untuk fakir miskin.
Sedangkan, bagi mereka yang sehat tetapi sengaja
meninggalkan puasa maka dianggap telah keluar dari agama Allah SWT. Penghargaan
terhadap peraturan atau hukum merupakan fondasi utama bagai terciptanya tata
kelola pemerintahan yang baik.
Kedua, menjunjung tinggi partisipasi. Puasa
Ramadhan mendorong kita untuk berpartisipasi aktif terlibat dalam sebuah
kegiatan bersama-sama dengan orang lain. Hal itu tercermin dari kegiatan
berbuka puasa bersama dan tarawih berjamaah. Dalam upaya membangun tata kelola
pemerintahan yang baik, mutlak dibutuhkan partisipasi masyarakat agar proses
pembangunan bangsa tidak didominasi oleh satu orang atau satu kelompok saja.
Ketiga, menjunjung tinggi keterbukaan. Melalui
puasa, Islam melarang orang untuk berlaku dan berkata tidak jujur. Puasa
mengajarkan kesesuaian antara perkataan dan perbuatan. Begitu juga dalam
konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, para pemangku jabatan dituntut
bersikap terbuka dan jujur dalam melaporkan hasil capaian program kerja.
Keempat, menjunjung tinggi persamaan. Puasa
memberikan ruang yang sama kepada siapa pun untuk memperoleh manfaat, khususnya
dalam hal pahala dan kebaikan-kebaikan lainnya, tanpa ada perbedaan.
Dalam konteks bernegara, seluruh warga negara
memiliki peran dan berdiri sama di depan hukum. Karena itu, puasa sejatinya
mendorong kita semua untuk menjadi pribadi-pribadi yang bekerja bersama tanpa
membeda-bedakan status, posisi, dan jabatan sebagai modal membangun tata kelola
pemerintahan baik.
Kelima, menjunjung tinggi akuntabilitas. Berbeda
dengan ibadah lainnya, puasa adalah persoalan pribadi dan rahasia karena hanya
Tuhan dan dirinya yang mengetahui secara pasti. Dalam konteks tata kelola
pemerintahan yang baik, hal itu mengajarkan kepada kita rasa tanggung jawab
untuk mengemban amanah secara sungguh-sungguh, baik dilihat maupun tidak
dilihat orang lain.
Itulah lima nilai penting ibadah puasa yang
selaras dengan upaya untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik.
Dengan kata lain, apabila puasa di tahun ini belum mampu menciptakan tata
kelola pemerintahan yang baik maka sesungguhnya ibadah puasa kita masih sekadar
ritual.
Karena itu, mari kita jadikan Bulan Suci
Ramadhan ini sebagai momen tepat bagi kita kaum Muslim untuk mengendalikan diri
dari berbagai hal yang tidak sejalan dengan tuntunan agama yang diwujudkan
dengan kesungguhan kita menciptakan tata kelola pemerintahan baik.
REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Hatta
Rajasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar